DEWATA TRITUNGGAL: 9 DEWA TERTINGGI DALAM MITOLOGI DUNIA
Rabu, 03 Agustus 2016
0
komentar
Dewata Tritunggal
Siapa yang mengenal debata na tolu atau Dewata tritunggal ?
Debata natolu adalah mitologi dalam bangsa batak. Sosok Dewa yang menguasai dunia atas.
Siapa yang mengenal debata na tolu atau Dewata tritunggal ?
Debata natolu adalah mitologi dalam bangsa batak. Sosok Dewa yang menguasai dunia atas.
Dalam mitologi jawa di kenal debata guru.
Dalam mitologi hindu di kenal dewa indra
Dalam mitologi yunani juga mempercayai dunia ini terbagi menjadi 3. Di dunia atas dalam mitologi yunani di kuasai oleh dewa Zeus. Dewa Zeus adalah dewanya para dewa.
Dalam mitologi romawi di kenal dewa jupiter
Di Mesir mengenal dewa Amun
Di etruska mengenal dewa tinia
Dewa Dionisos di kenal di frigia
Dalam Mitologi Nordik dikenal Thor
BERIKUT PENJELASAN YANG DI AMBIL DARI BERBAGAI SUMBER
1. DEWA INDRA
2. DEWA ZEUS
Zeus adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah para Dewa dan manusia". Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir. Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam bahasa Sansekerta disebut Dyaus-pita.
Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di antara saudara-saudaranya. Zeus menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi dewi penikahan. Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis, Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles, Helene, Minos, dan Mousai.
Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut.
Zeus dikaitkan dengan dengan dewa Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.
ASAL USUL
Zeus, sering disebut sebagai Zeu pater ("O, Ayah Zeus"), adalah pengembangan dari dewa langit siang dalam mitologi Proto-Indo-Eropa, yang juga disebut* Dyeus ("Bapak Langit"). Dengan demikian, Zeus adalah dewa Yunani yang namanya berasal dari kebudayaan Indo-Eropa. Zeus diadaptasi ke dalam mitologi Romawi mejadi Jupiter. Dalam mitologi Nordik, Zeus/Jupiter dikenal sebagai Thor (dewa petir). Berbeda dengan Zeus dan Jupiter yang merupakan penguasa langit, Thor bukanlah pemimpin para dewa melainkan Odin.
Dalam mitologi hindu di kenal dewa indra
Dalam mitologi yunani juga mempercayai dunia ini terbagi menjadi 3. Di dunia atas dalam mitologi yunani di kuasai oleh dewa Zeus. Dewa Zeus adalah dewanya para dewa.
Dalam mitologi romawi di kenal dewa jupiter
Di Mesir mengenal dewa Amun
Di etruska mengenal dewa tinia
Dewa Dionisos di kenal di frigia
Dalam Mitologi Nordik dikenal Thor
BERIKUT PENJELASAN YANG DI AMBIL DARI BERBAGAI SUMBER
1. DEWA INDRA
Dalam ajaran agama Hindu, Indra adalah dewa cuaca dan raja
kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa
hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi
sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya.
Menurut mitologi Hindu, Beliau adalah dewa yang memimpin delapan
Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam. Dewa Indra
terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra Hindu,
seperti kitab-kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita).
Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja
kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa. Indra juga
disebut dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai dewa yang menaklukkan
tiga benteng musuhnya (Tripuramtaka).
Ia memiliki senjata yang disebut Bajra, yang diciptakan oleh
Wiswakarma, dengan bahan tulang Resi Dadici. Kendaraan Beliau adalah
seekor gajah putih yang bernama Airawata.
Istri Beliau Dewi Saci. Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata.
Ia menjemput Yudistira bersama seekor anjing, yang mencapai puncak
gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka.2. DEWA ZEUS
Zeus adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah para Dewa dan manusia". Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir. Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam bahasa Sansekerta disebut Dyaus-pita.
Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di antara saudara-saudaranya. Zeus menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi dewi penikahan. Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis, Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles, Helene, Minos, dan Mousai.
Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut.
Zeus dikaitkan dengan dengan dewa Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.
ASAL USUL
Zeus, sering disebut sebagai Zeu pater ("O, Ayah Zeus"), adalah pengembangan dari dewa langit siang dalam mitologi Proto-Indo-Eropa, yang juga disebut* Dyeus ("Bapak Langit"). Dengan demikian, Zeus adalah dewa Yunani yang namanya berasal dari kebudayaan Indo-Eropa. Zeus diadaptasi ke dalam mitologi Romawi mejadi Jupiter. Dalam mitologi Nordik, Zeus/Jupiter dikenal sebagai Thor (dewa petir). Berbeda dengan Zeus dan Jupiter yang merupakan penguasa langit, Thor bukanlah pemimpin para dewa melainkan Odin.
Zeus atau Dias adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani.
Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai “Ayah para Dewa dan manusia”.
Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir.
Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering
digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan
memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno
dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam
bahasa Sanskerta disebut Dyaus-pita.
Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di
antara saudara-saudaranya. Zeus menikah dengan adik perempuannya,Hera
yang menjadi dewi penikahan.
Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki
banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis,
Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles,
Helene, Minos, dan Mousai.
3. DEWA YUPITER
3. DEWA YUPITER
Dalam mitologi Romawi, Yupiter atau Yove adalah raja para dewa, dan dewa langit dan petir. Dalam mitologi Yunani dia dikenal sebagai Zeus. Ia dipanggil Iuppiter (atau Diespiter) Optimus Maximus ( “Dewa Terbaik dan Terbesar”). Sebagai dewa pelindung Romawi kuno,
ia memerintah hukum dan tatanan sosial. Dia adalah dewa pemimpin
dalam Triad Kapitoline bersama istrinya Yuno. Yupiter juga adalah ayah
dari dewa Mars dari hubungannya dengan Yuno. Oleh karena itu, Yupiter
adalah kakek dari Romulus and Remus, pendiri kota Roma.
Yupiter dihormati di agama Romawi kuno, dan masih dihormati di
Neopaganisme Romawi. Ia adalah putra dari Saturnus, saudaranya adalah
Neptunusdan Pluto. Dia juga merupakan suami dari Keres, saudara dari
Veritas, dan ayah dari Merkurius.
4. DEWA AMUN
Di dalam kepercayaan Mesir kuno, Amun-Ra merupakan Dewa Matahari sekaligus Dewa Bulan. Amun-Ra merupakan Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa tertinggi pada kebudayaan Mesir Kuno.
Ra atau Re berarti Dewa Matahari, Amun atau Amon berarti Dewa Bulan. Amun, dalam bahasa Mesir direkonstruksi dari Yamānu, dieja dengan Amon, Amoun, Amin, dan kadang Imen atau Yamun, Yunani Ἄμμων Amon, dan Ἅμμων Hamon, dianggap sebagai Tuhan dalam Mitologi Mesir dan Mitologi Berber, yang dalam bentuk Amun-Ra menjadi sebuah sistem yang fokus dan paling kompleks dalam teologi di Mesir Kuno.
5. DEWA TINIA
Zeus adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah para Dewa dan manusia". Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir. Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam bahasa Sansekerta disebut Dyaus-pita.
Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di antara saudara-saudaranya. Zeus menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi dewi penikahan. Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis, Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles, Helene, Minos, dan Mousai.
Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut.
Zeus dikaitkan dengan dengan dewa Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.
6. DEWA DIONISOS
Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.
7. DEWA THOR
4. DEWA AMUN
Di dalam kepercayaan Mesir kuno, Amun-Ra merupakan Dewa Matahari sekaligus Dewa Bulan. Amun-Ra merupakan Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa tertinggi pada kebudayaan Mesir Kuno.
Ra atau Re berarti Dewa Matahari, Amun atau Amon berarti Dewa Bulan. Amun, dalam bahasa Mesir direkonstruksi dari Yamānu, dieja dengan Amon, Amoun, Amin, dan kadang Imen atau Yamun, Yunani Ἄμμων Amon, dan Ἅμμων Hamon, dianggap sebagai Tuhan dalam Mitologi Mesir dan Mitologi Berber, yang dalam bentuk Amun-Ra menjadi sebuah sistem yang fokus dan paling kompleks dalam teologi di Mesir Kuno.
5. DEWA TINIA
Zeus adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah para Dewa dan manusia". Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir. Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam bahasa Sansekerta disebut Dyaus-pita.
Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di antara saudara-saudaranya. Zeus menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi dewi penikahan. Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis, Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles, Helene, Minos, dan Mousai.
Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut.
Zeus dikaitkan dengan dengan dewa Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.
6. DEWA DIONISOS
Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.
7. DEWA THOR
Dalam Mitologi Nordik, Thor adalah “Si janggut berambut merah” yang bergelar sebagai Dewa Petir. Thor adalah putera Dewa Odin dan raksasa Jord. Selama Ragnarök, Thor dan Jörmungandr akan saling membunuh satu sama lain.
Thor adalah Dewa yang memiliki kekuatan hebat. Ia selalu berseteru
dengan para Jotun sehingga bertarung dengan mereka. Thor merupakan salah
satu Dewa Norwegia yang memiliki kekuatan besar. Dengan kekuatannya, ia
berusaha melindungi Asgard dan Midgard. Ia juga dikenal sebagai Dewa
petir.
8. DEBATA GURU
8. DEBATA GURU
Batara Guru (juga disebut Bathara Guru dan Debata Batara Guru) adalah nama sesosok mahadewa dalam beberapa mitologi Indonesia. Namanya berasal dari bahasa Sanskrit Bhattara yang berarti "tuan terhormat" dan Guru, epitet dari Bṛhaspati, seorang Dewa Hindu yang tinggal dan diidentifikasikan dengan planet Jupiter.
Menurut mitologi Jawa, Batara Guru merupakan Dewa serta pewayangan yang merajai kahyangan, wilayah para dewa. Ia merupakan perwujudan dari dewa Siwa yang mengatur wahyu, hadiah, dan berbagai ilmu. Batara Guru mempunyai sakti (istri) bernama Dewi Uma
dan mempunyai beberapa anak. Betara Guru merupakan satu-satunya wayang
kulit yang digambarkan dalam posisi menghadap ke depan, ke arah manusia.
Hal ini dapat dilihat dari posisi kakinya. Hanya saja karena berbentuk
wayang, maka ia menghadap ke samping. Wahana (hewan kendaraan) Batara Guru adalah sang lembu Nandini.
Ia juga dikenal dengan berbagai nama seperti Sang Hyang Manikmaya, Sang
Hyang Caturbuja, Sang Hyang Otipati, Sang Hyang Jagadnata, Nilakanta,
Trinetra, dan Girinata.
9. DEWATA TRITUNGGAL
Banyak orang percaya bahwa Allah di dalam Alkitab dan Allah di dalam
Al-Quran itu satu dan sama. Bukan hanya orang-orang Muslim yang
menegaskan hal itu atas dasar Al-Quran (“Tuhan kami dan Tuhanmu adalah
satu.” Sura al-'Ankabut 29:46), tetapi juga orang-orang lain, yang sudah
terpengaruh oleh humanisme dan Pencerahan, mengatakan bahwa Allah di
dalam Alkitab dan Allah di dalam Al-Quran itu, pada dasarnya adalah
sama.
Apakah memang sama? Apa yang terlewatkan sehingga ada orang-orang yang mengatakan demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, sangat penting untuk melihat adanya perbedaan perbedaan di antara Injil dan Al-Quran dan kemudian mengajukan pertanyaan: Apa yang menjadi akar rohani bagi semua perbedaan itu? Kita akan melihat hal ini dengan menyelidiki tiga sifat Allah yang ditunjukkan di dalam Injil.
Apakah memang sama? Apa yang terlewatkan sehingga ada orang-orang yang mengatakan demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, sangat penting untuk melihat adanya perbedaan perbedaan di antara Injil dan Al-Quran dan kemudian mengajukan pertanyaan: Apa yang menjadi akar rohani bagi semua perbedaan itu? Kita akan melihat hal ini dengan menyelidiki tiga sifat Allah yang ditunjukkan di dalam Injil.
Menurut kepercayaan orang Batak dalam mitologinya, persoalan kehidupan
selalu ada sangkut pautnya dengan keilahian yang dipercaya sebagai karya
Mula Jadi Nabolon. Mite yang mirip dengan mitologi dalam kepercayaan
Hindu dalam cerita turun temurun masyarakat Batak Toba ini, yaitu adanya
tiga oknum dewa masing-masing Batara Guru, Soripada dan Mangala Bulan
sebagai aspek dari Mulajadi Nabolon yang memiliki otoritas di bumi untuk
mengatur kehidupan manusia (Situmorang, 2009:21).
Dalam beberapa tulisan konsep mitologi ini berbeda dengan konsep yang diungkapkan oleh Sitor Situmorang tentang “tri tunggal” Dewa orang Batak. Dalam tulisan lain, Tampubolon menyebut ketiga Dewa itu bukanlah implisit dari jelmaan Mula Jadi Nabolon, melainkan tiga dewa yang berdiri sendiri yaitu 1) Mulajadi Nabolon, 2) Debata Asi-asi dan 3) Batara Guru yang sesuai dengan pekerjaannya di Bumi. Mulajadi Nabolon diyakini sebagai pencipta dari alam semesta untuk alam yang besar (Nabolon), dan menciptakan dewa-dewa yang lebih rendah. Debata Asiasi sebagai dewa yang menurunkan berkat dan kasih melalui oknum perantara (roh leluhur, roh penghuni suatu tempat). Batara Guru berarti maha guru yang memberi ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu gaib, pengobatan dan penangkalan roh-roh jahat. (Tampubolon, 1978:9-10).
Mitologi Batak pada umumnya disampaikan melalui cerita dari mulut ke mulut (tradisi lisan), biasanya pemberitaan seperti ini sukar untuk dipercaya. Hal ini terbukti dari banyaknya beredar cerita-cerita dongeng di kalangan bangsa Batak. Lebih lanjut Warneck membenarkan bahwa hampir semua suku bangsa memiliki dongeng, yang tidak memiliki hubungan satu sama lain. Masing-masing berdiri sendiri (Hutauruk, 2006:8)
Ajaran agama Batak yang terdapat dalam mitologi Batak ini, diperjelas oleh Batara Sangti menyebut ketiga dewa (sama dengan versi Situmorang) pemilik otoritas kedewaan dengan konsep pekerjaan ketiga dewa tersebut mengatur tata kehidupan manusia. Dalam legenda Siboru Deak (Deang) Parujar dalam tonggotonggo (doa) yang disampaikan pada Mula Jadi Nabolon menyebut: Debata Natolu, Natolu Suhu, Naopat Harajaon. Sangti menguraikan pekerjaan dan tugas keempat oleh Debata Asi-asi yaitu menolong manusia dengan bersusah payah dan berkorban. Dewa ini berfungsi sebagai: naso pinele jala naso sinomba (yang tidak disaji dan tidak disembah) sebagai tugas keempat dimaksud dari na opat harajaon (Sangti, 1977:279).
Dalam konteks kepercayaan tradisional “agama Batak” itu, terdapat konsep bahwa kehidupan manusia tetap berlangsung walaupun sudah meninggal. Kehidupan itu berada pada dunia maya, kehidupan para roh-roh yang sudah meninggal. Anggapan bahwa roh-roh itu memiliki komunitas dan aktivitas sendiri. Itu sebabnya, hingga kini masih terdapat kepercayaan bagi masyarakat Batak untuk ikut menyertakan berbagai perlengkapan orang yang sudah mati, dikubur bersama jasadnya. Misalnya, pahean (pakaian) yang dikenakan dipergunakan nantinya setelah roh sebagai pakaian yang membungkus dari rasa dingin, dan ringgit sitio suara (uang) untuk kebutuhan perjalanan menempuh perjalanan ‘jauh’ dari dunia nyata ke dunia maya atau benda-benda lainnya yang dibutuhkan dalam dunia roh. (ibid. 1978:10).
Dari beberapa versi cerita kehidupan orang Batak dapat disimpulkan, bahwa orang Batak pada zaman keberhalaan sudah mempercayai adanya Allah yang satu yang disebut Mulajadi Na Bolon yang menjadi sumber dari segala yang ada. Orang Batak kala itu percaya ada kekuatan besar Debata yang menjadikan langit dan bumi dan segala isinya. Juga memelihara kehidupan secara terus menerus. Debata Mulajadi Na Bolon adalah sebagai ilahi yang tidak bermula dan tidak berakhir. Dia adalah awal dari semua yang ada.
Dalam beberapa tulisan konsep mitologi ini berbeda dengan konsep yang diungkapkan oleh Sitor Situmorang tentang “tri tunggal” Dewa orang Batak. Dalam tulisan lain, Tampubolon menyebut ketiga Dewa itu bukanlah implisit dari jelmaan Mula Jadi Nabolon, melainkan tiga dewa yang berdiri sendiri yaitu 1) Mulajadi Nabolon, 2) Debata Asi-asi dan 3) Batara Guru yang sesuai dengan pekerjaannya di Bumi. Mulajadi Nabolon diyakini sebagai pencipta dari alam semesta untuk alam yang besar (Nabolon), dan menciptakan dewa-dewa yang lebih rendah. Debata Asiasi sebagai dewa yang menurunkan berkat dan kasih melalui oknum perantara (roh leluhur, roh penghuni suatu tempat). Batara Guru berarti maha guru yang memberi ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu gaib, pengobatan dan penangkalan roh-roh jahat. (Tampubolon, 1978:9-10).
Mitologi Batak pada umumnya disampaikan melalui cerita dari mulut ke mulut (tradisi lisan), biasanya pemberitaan seperti ini sukar untuk dipercaya. Hal ini terbukti dari banyaknya beredar cerita-cerita dongeng di kalangan bangsa Batak. Lebih lanjut Warneck membenarkan bahwa hampir semua suku bangsa memiliki dongeng, yang tidak memiliki hubungan satu sama lain. Masing-masing berdiri sendiri (Hutauruk, 2006:8)
Ajaran agama Batak yang terdapat dalam mitologi Batak ini, diperjelas oleh Batara Sangti menyebut ketiga dewa (sama dengan versi Situmorang) pemilik otoritas kedewaan dengan konsep pekerjaan ketiga dewa tersebut mengatur tata kehidupan manusia. Dalam legenda Siboru Deak (Deang) Parujar dalam tonggotonggo (doa) yang disampaikan pada Mula Jadi Nabolon menyebut: Debata Natolu, Natolu Suhu, Naopat Harajaon. Sangti menguraikan pekerjaan dan tugas keempat oleh Debata Asi-asi yaitu menolong manusia dengan bersusah payah dan berkorban. Dewa ini berfungsi sebagai: naso pinele jala naso sinomba (yang tidak disaji dan tidak disembah) sebagai tugas keempat dimaksud dari na opat harajaon (Sangti, 1977:279).
Dalam konteks kepercayaan tradisional “agama Batak” itu, terdapat konsep bahwa kehidupan manusia tetap berlangsung walaupun sudah meninggal. Kehidupan itu berada pada dunia maya, kehidupan para roh-roh yang sudah meninggal. Anggapan bahwa roh-roh itu memiliki komunitas dan aktivitas sendiri. Itu sebabnya, hingga kini masih terdapat kepercayaan bagi masyarakat Batak untuk ikut menyertakan berbagai perlengkapan orang yang sudah mati, dikubur bersama jasadnya. Misalnya, pahean (pakaian) yang dikenakan dipergunakan nantinya setelah roh sebagai pakaian yang membungkus dari rasa dingin, dan ringgit sitio suara (uang) untuk kebutuhan perjalanan menempuh perjalanan ‘jauh’ dari dunia nyata ke dunia maya atau benda-benda lainnya yang dibutuhkan dalam dunia roh. (ibid. 1978:10).
Winner U8008 Skeleton Automatic Mechanical Watch
Harga
Rp
349.000
Dari beberapa versi cerita kehidupan orang Batak dapat disimpulkan, bahwa orang Batak pada zaman keberhalaan sudah mempercayai adanya Allah yang satu yang disebut Mulajadi Na Bolon yang menjadi sumber dari segala yang ada. Orang Batak kala itu percaya ada kekuatan besar Debata yang menjadikan langit dan bumi dan segala isinya. Juga memelihara kehidupan secara terus menerus. Debata Mulajadi Na Bolon adalah sebagai ilahi yang tidak bermula dan tidak berakhir. Dia adalah awal dari semua yang ada.
Referensi:
- wikipedia Indonesia
- http://www.gaptekupdate.info
- http://bagusseven.blogspot.co.id
- mr-andry.blogspot.com
- http://kabar-sukacita.blogspot.co.id
- http://dominique122.blogspot.co.id
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://ceritasamosir.blogspot.com/2016/08/dewata-tritunggal-9-dewa-tertinggi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.DEWATA TRITUNGGAL: 9 DEWA TERTINGGI DALAM MITOLOGI DUNIA
Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5